Rabu, 22 Desember 2010

KUALITS PENDIDIKAN

Elly Neh 26 November jam 21:49 Laporkan
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan pendidikan di negara-negara yang telah berkembang lainnya. Hal ini terlihat tahun 1997 – 2007 (World Competitiveness Year Book) dari tahun 1997 sampai tahun 2007 pendidikan Indonesia berada dalam urutan sebagai berikut pada tahun 1997 dari 49 negara yang diteliti Indonesia berada di urutan 39. Pada tahun 1999, dari 47 negara yang disurvei Indonesia berada pada urutan 46. Tahun 2002 dari 49 negara Indonesia berada pada urutan 47 dan pada tahun 2007 dari 55 negara yang disurvei, Indonesia menempati urutan yang ke 53. Sedangkan pada tahun 2000, hasil penelitian program pembangunan PBB (UNDP) menunjukkan kualitas SDM Indonesia berada pada urutan 109 dari 174 negara, jauh dibandingkan dengan negara tetangga Singapura (24), Malaysia (61),Thailand (76) dan Philipina (77). Berdasarkan data hasil penelitian di Singapura (September 2001) menempatkan sistem pendidikan nasional pada urutan 12 dari 12 negara Asia bahkan lebih rendah dari Vietnam. Untuk tahun 2005 posisi Indonesia menduduki peringkat 10 dari 14 negara berkembang di kawasan Asia Pasifik.
Peringkat ini dilansir dari laporan monitoring global yang dikeluarkan lembaga PBB, Unesco. Penelitian terhadap kualitas pendidikan dasar ini dilakukan oleh Asian South Pacific Beurau of Adult Education (ASPBAE) dan Global Campaign for Education. Studi dilakukan di 14 negara pada bulan Maret-Juni 2005. Laporan ini dipublikasikan pada 24 Juni lalu. Rangking pertama diduduki Thailand, kemudian disusul Malaysia, Sri Langka, Filipina, Cina, Vietnam, Bangladesh, Kamboja, India, Indonesia, Nepal, Papua Nugini, Kep. Solomon, dan Pakistan. Indonesia mendapat nilai 42 dari 100 dan memiliki rata-rata E. Untuk aspek penyediaan pendidikan dasar lengkap, Indonesia mendapat nilai C dan menduduki peringkat ke 7. Pada aspek aksi negara, RI memperoleh huruf mutu F pada peringkat ke 11. Sedangkan aspek kualitas input/pengajar, RI diberi nilai E dan menduduki peringkat paling buncit alias ke 14. Indonesia hanya bagus pada aspek kesetaraan jender B dan kesetaraan keseluruhan yang mendapat nilai B serta mendapat peringkat 6 dan 4.
Sangat ironis karena Thailand yang mengalami krisis bisa menempatkan diri menjadi rangking satu. Pendidikan yang saat ini di terapkan belumlah cukup efektif untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas yang mampu berkompetisi dengan dunia luar dalam hal perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).
Berbagai cara telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi bangsa ini untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap generasi muda saaat ini. Berbagai fasilitas yang telah disediakan untuk mengekspresikan ide-ide kreatif yang mereka miliki saat ini, belumlah cukup menjadikan bangsa ini lebih unggul dari bangsa-bangsa lain. Bahkan untuk menjadikan naik pada peringkat 37 belum dapat dicapai.
Jika dilihat dari beberapa aspek atau beberapa bidang pendidikan yang diajarkan di Indonesia masih berpacu pada pola pengajaran yang cenderung konvensional (terpatok pada pola ajar yang mementingkan tercapainya kurikulum yang telah dibuat) sehingga tidak memberi peluang kreasi bagi para siswa untuk mengeksplorasi segala bentuk ide-ide kreatif pelajar untuk lebih mengembangkan bakatnya sesuai dengan kemampuan yang ia miliki. Tetapi pada tahun 2010 ini, telah banyak berkembang beberapa sekolah maupun tempat-tempat pendidikan formal lainnya mulai mengikuti perkembangan dan kemajauan IPTEK di era globalisasi ini dengan penerapan system RSBI atau berbasis internasional. Dimana beberapa system mengajar tidak lagi terpatok pada tindakan kelas tetapi lebih mengembangkan dan mengenalkan para pelajar untuk mengekspresikan bakat dan minatnya sesuai kemampuan yang dimilikinya tanpa merubah kurikulum yang sudah ada. Hanya saja pola system mengajar seperti tindakan kelas (contohnya strategi belajar jigsaw, stad dan lain-lain) tidak lagi dipakai sebagai acuan tetapi tetap standar kompetensi dan kompetensi dasar tercapai sesuai dengan tujuannya.

Sabtu, 11 Desember 2010

Perjalanan Hidup Anak Desa

Berawal dari sebuah keluarga yang tidak mampu yang hidup di sebuah desa terpencil dan jauh dari keramaian kota. Di situlah seorang anak manusia lahir yang kemudian di beri nama antoni Antoni hidup dengan keluarga yang broken home (maaf kalau tulisannya salah). Hingga akhirnya ketika dia masih duduk d bangku kelas dua SD orang tuanya bercerai. Antoni hidup bersama nenek dan kedua saudaranya dengan keadaan yang pas-pasan antoni bisa menyelesaikan sekolah sampai MTs. Kemudian dia merantau ke kota mencari pekerjaan, di situla perjalanan hidupnya di mulai. dia bekerja keras, apapun dia lakukan yang penting tidak haram dan bukan pekerjaan yang dilarang oleh agama. Mulai kerja di pabrik, kuli bangunan, sampai dia pernah jual ikan hias keliling hingga dia bisa membeli sebuah motor. Ketika dia merenung terlintas di fikirannya untuk melanjutkan sekolah lagi. akhirnya keinginannya di kabulkan oleh ALLOH, dia kembali ke desa dan melanjutkan sekolah lagi. Antoni sekolah  mencari biaya sekolah sendiri, dengan berjualan salak keliling kota dia membiayai sekolahnya, dan alhamdulillah akhirnya dia lulus  SMA dengan prestasi lumayan membanggakan. setelah lulus, dia bingung mau melakukan apa, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangatlah kuat, tapi dia sadar bahwa orang tuanya tidak akan mampu membiayainya, tanpa di sengaja ada orang yang menawarkan kuliah geratis tapi, melalui jalur panti muhammadiyah, akhirnya dia berangakat ke surabaya untuk melanjutkan pendidikan  yang lebih tinggi. Itulah perjalanan anak desa yang bernama antioni, yang mempunyai keinginan yang kuat dalam menuntut ilmu. Saya ucapkan banyak terima kasih kepada pengasuh panti muhammadiyah putra lumajang yang telah memberi jalan kepadaku untuk menuntut ilmu,